Ummu Khadeeja's Blog

May 30, 2012

Ilmu

Filed under: Uncategorized — Umm Anas @ 3:03 am
Tags:

Ilmu itu makanan rohani.

Ilmu itu sangatlah liar.

Liarnya ilmu, lebih liar daripada unta yang lepas dari ikatannya.

Maka ilmu itu perlu kita ikat, dan cara mengikat ilmu adalah dengan menulis.

Sabda Nabi shallallahu’alaihiwasallam,

“Ikatlah ilmu dengan menulisnya.” [1]

Imam Asy Syafi’i dalam sya’irnya :

الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang
وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja

Ilmu itu perlu diulang-ulang.

Ilmu itu perlu benar sumbernya

Ilmu itu adalah darah dan daging, seperti kata Imam Malik bin Anas,

إن هذا العلم هو لحمك ودمك، وعنه تُسأل يوم القيامة؛ فانظر عمن تأخذه

Maksudnya: “Sesungguhnya ilmu ini adalah daging kamu dan darah kamu, dan dengannya kamu akan ditanya oleh Allah SWT di hari kiamat kelak, maka lihatlah daripada siapa kamu mengambilnya.”

Ilmu itu perlu benar pemahamannya.

Ilmu itu tidak diperoleh dengan kerehatan.

Ilmu itu sesuatu yang pasti.

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah,

العلم هو إدراك الشيء على ما هو عليه إدراكاً جازماً

Maksudnya: “Ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya dengan pengetahuan yang bersifat pasti.”

Ilmu itu perlu ikhlas dalam menuntutnya.

_________________________________________________

[1] diriwayatkan secara marfu’ dan mauquf. Di antara perawi yang meriwayatkannya secara marfu’ adalah Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Taqyiidul Ilmi, karya Yusuf Al-’Isy hal. 69, Al-Hakim, 1/106 dengan judul:Qayyiduu Al-’Ilma. Saya bertanya, “Bagaimana cara mengikatnya.” Beliau menjawab, “Tulislah.” Al-Albani berkata : “Hadits ini diriwayatkan secara marfu’ kepada Nabi shallallhu ‘alaihi wasallam dan tidak shahih. Diriwayatkan pula dalam buku Takhrijul ‘Ilmi karya Ibnu Abi Khaitsamah no. 120, tetapi beliau menshahihkan hadits ini dengan jalannya dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 2026 dan hadits ini mauquf, yang ditakhrij oleh Al-Hakim, 1/106. Ath-Thabrani mentakhrij dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, dari Anas, 1/246. Al-Haitsami berkata : “Rijalnya adalah rijal yang shahih.” Lihat Al-Majma’,1/152, dan riwayatnya dishahihkan oleh Al-Hakim dari ‘Umar bin Khattab dan Anas radhiyallahu ‘anhum, serta dishahihkan pula oleh Adz-Dzahabi dari perkataan Anas, Al-Mustadak, 1/106.

3 Comments »

  1. assalamu’alaikum um..salam kenal ya..ana ummahat dari sidoarjo..barokallahufikum..

    Comment by ummulaits — June 19, 2012 @ 8:35 pm | Reply

    • wa’alaikumussalamwarahmatullahiwabarakaatuh,

      ya ukhti fillah, salam kenal. ana dari selanjur malisia. jazakillahukhairan sudi menyapa, moga ukhuwah bisa diteruskan.

      wafeekibaarakallah.

      Comment by Ummu Khadeeja — June 24, 2012 @ 8:38 pm | Reply

      • Bismillah..
        na’am um..wa jazakillahukhoir um..insyaALLAH..mudah-mudahan ukhuwah kita bisa terus terjaga…afwan ini alamat email ana yaliya_green85@yahoo.com..ana bisa minta alamat email anti??

        Comment by ummulaits — June 26, 2012 @ 9:26 am


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.